0 votes
ago by (840 points)

Foursome 18 jamek 2022Posisi misionaris (bahasa Inggris: missionary position) adalah posisi seksual dengan laki-laki di atas dan perempuan di bawah dan mereka saling berhadapan. Meskipun sering dilakukan oleh pasangan heteroseksual, posisi ini juga dapat digunakan oleh pasangan gay dan lesbian. Posisi ini didukung oleh Thomas Aquinas dan figur gereja lainnya pada abad pertengahan. Posisi misionaris adalah salah satu contoh persetubuhan ventro-ventral. Variasi dari posisi ini memungkinkan adanya beragam tingkat kerapatan vagina, stimulasi klitoris, kedalaman penetrasi, partisipasi pada bagian wanita, serta kemungkinan dan kecepatan orgasme. Menurut kepercayaan umum, istilah "posisi misionaris" muncul karena para misionaris Kristen mengajarkan bahwa hanya posisi itulah yang pantas dalam melakukan persetubuhan. Penjelasan ini barangkali berasal dari Sexual Behavior in the Human Male karya Alfred Kinsey setelah melalui banyak salah paham dan salah tafisr terhadap dokumen-dokumen sejarah. Akan tetapi, sebelum Kinsey, setidaknya pada peradaban Barat, menulis tentang seks dan posisi seks sangatlah dilarang dan dengan demikian tak adanya rujukan mengenai istilah ini mengindikasikan hal tesebut, bukan tidak adanya penggunaan frasa itu. Secara umum seseorang mungkin bertanya mengapa menggunakan istilah misionaris, dan bukannya pendeta. Orang Toscana menyebut posisi ini sebagai "posisi malaikat" sedangan beberapa kelompok berbahasa Arab menyebutnya "cara ular". Posisi misionaris biasanya disukai oleh pasangan yang ingin menikmati kualitas romantis melalui banyak sentuhan kulit dengan kulit serta kesempatan untuk saling memandang, mencium, dan membelai satu sama lain. Dalam seks heteroseksual, posisi misionaris memngkinkan pria untuk mengatur ritme dan kedalaman penetrasi. Posisi ini juga memungkinkan wanita untuk memperdalam penetrasi dengan cara menggerakan pinggul atau mendorong kakinya ke arah bawah, atau memeluk pasangannya dengan tangan dan kakinya. Posisi ini dipercaya sebagai posisi yang baik untuk menghasilkan keturunan. Namun posisi ini kurang cocok untuk wanita yang sedang hamil tua (trimester III), atau untuk wanita yang menginginkan kendali atas ritme dan kedalaman penetrasi. Posisi misionaris muncul dalam banyak karya seni kuno, di antarnya dalam karya seni Yunani, Romawi, Peruvia, India, Cina dan Jepang. Robert Francoeur berpendapat bahwa bukti tentang penggunaan posisi misionaris ditemukan pada seni dan tembikar kuno di daerah Bulan Sabit Subur dan juga pada periode awal Yunani, Romawi, Peruvia, India, Cina, dan Jepang. Kebanyakan posisi misionaris digmbaran dalam Kama Sutra dan melibatkan perempuan yang telentang dengan beragam posisi kaki. Menurut Canongate, seni kuno memperlihatkan bahwa posisi misionaris kurang terkenal dibandingkan posisi wanita-di-atas di daerah Ur, Yunani, Romawi, Peru, India, Cina dan Jepang. Namun Francoeur menyatakan bahwa orang Cina kuno lebih menyukai posisi pria-di-atas karena mereka percaya bahwa pria dilahirkan menghadap ke bawah sedangan wanita menghadap ke atas. Suku Kagaba di Kolombia menyukai posisi misionaris karena posisi ini memberikan kestabilan. Mereka percaya bahwa jika wanita banyak bergerak selama persetubuhan, maka bumi akan terlepas dari bahu empat raksasa yang memikulnya di atas samudra. Beberapa suku Kerala meyakini bahwa posisi pria-di-atas adalah satu-satunya posisi yang dapat melahirkan seorang prajurit. Di Yunani Kuno, posisi misionaris pada awalnya tidak populer. Ranjang sudah ada namun tidak sama dengan yang ada pada masa sekarang, dan pria menikahi gadis yang berusia 14 sampai 15 tahun, sehingga ada perbedaan tinggi badan. Faktor-faktor ini menjadikan posisi berdiri-di-belakang lebih nyaman. Namun, sekitar abad kedua, Artemidos mempopulerkan posisi misionaris di antara orang-orang Stoik, dan menyebutnya sebagai "satu-satunya posisi yang cocok dan alami" karena aliran maninya. Meskipun Injil tidak menyebut tentang posisi seksual, namun sejak abad ke-6 hingga 16, beberapa otoritas Gereja mengajarkan bahwa persetubuhan haruslah saling berhadapan dan dalam posisi pria-di-atas. Ini terutama karena mereka percaya bahwa air mani mengalir mengikuti gravitasi dan berujung pada kehamilan. Pengecualian dibuat untuk pasangan yang memiliki penyakit, obesitas, atau kehamilan. Menurut John Bancroft dalam karyanya, Human Sexuality and Its Problems, foursome Thomas Aquinas meyakini bahwa kejahatan melawan alam meliputi cara-cara yang "tidak alami" dalam hal persetubuhan. Orang-orang Protestan tidak selalu melakukan posisi seks yang diajarkan ini, dan Gereja Katolik pada akhirnya mengabaikan wacana ini. Tokoh lainnya yang juga menganggap bahwa posisi misionaris adalah satu-satunya posisi yang diperbolehkan, di antaranya adalah Alexander dari Hales dan Albertus Magnus, yang berpendapat bahwa posisi non misionaris dapat berakibat pada kecacatan bayi. Banyak sumber yang melaporkan bahwa di Amerika Serikat, beberapa negara bagian pernah menyatakan bahwa posisi yang bukan misionaris adalah tidak sah, dan ada pula yang dapat mengabulkan perceraian pada seorang istri yang oleh suaminya disetubuhi dengan posisi non misionaris. Sementara banyak negara bagian lainnya secara formal melarang seks oral, seks anal, sodomi. Sementara tidak ada hukum Amerika Serikat yang melarang persetubuhan heteroseksual, foursome atau menetapkan siapa yang harus berada di atas. Sebelum terbitnya karya Alfred Kinsey, posisi misionaris dikenal dengan beberapa nama, di antaranya "posisi matrimonial", "posisi Mama-Papa", "posisi Amerika-Inggris", dan "posisi superior pria". Pada tahun 1948, Kinsey menerbitkan volume pria dari Kinsey Reports, Sexual Behavior in the Human Male. Hingga saat ini, para leksikografer dan seksolog belum pernah menemukan bukti penggunaan istilah "posisi misionaris" dari masa sebelum karya Kinsey muncul. Pada tahun 2001, Robert Priest memeriksa asal usul istilah "posisi misionaris" dan berkesimpulan bahwa Kinsey telah secara keliru menyalahartikan beberapa faktor dalam tindakannya yang secara tidak sengaja menciptakan istilah itu. Pertama, menurut Malinowski, orang-orang Tobriand memainkan dan menyanyikan musik ejekan di bawah bulan purnama, dan bukan di sekitar api unggun. Dalam Sexual Behaviors, Kinsey menulis bahwa orang-orang Trobriand mengejek persetubuhan saling berhadapan pria-di-atas wanita-di-bawah, tetapi tidak memberikan konteksnya. Dia menyebutkan bahwa posisi itu dipelajari dari "pedagang, petani, dan pejabat kulit putih", tetapi tidak membicarakan misionaris. Kinsey juga teringat bahwa Gereja Katolik Abad Pertengahan mengajarkan posisi itu, dan setelah melihat bahwa penduduk asli mengejek posisi itu, Gereja berasumsi bahwa para misionaris sudah mengajarkannya pada para penduduk asli itu. Pada akhirnya, Malinowski menulis bahwa dia melihat pasangan Trobriand yang bertunangan saling berpegangan tangan dan saling bersandar, yang oleh penduduk asli disebut misinari si bubunela - "gaya misionari." Setelah secara kebetulan menggabungkan fakta-faka yang mirip ini, Kinsey menciptakan sebuah frasa baru, yaitu "posisi misionaris", dan meyakini bahwa dia hanya melaporkan istilah yang sudah dikenal. Sejak dikemukakan oleh Kinsey, kisah mengenai asal usul istilah "posisi misionaris" terus menerus diceritakan ulang sampai akhirnya versi tersebut menjadi yang paling banyak diterima, sedangkan kaitannya dengan Kinsey dan Malinowski sendiri menghilang. Para penulis mulai menggunakan istilah ini pada akhir 1960-an.

Your answer

Your name to display (optional):
Privacy: Your email address will only be used for sending these notifications.
Welcome to QNA BUDDY, where you can ask questions and receive answers from other members of the community.
...